2Hal hal apakah yang dapat mereka syukuri dari kehadiran gereja mereka di. 2 hal hal apakah yang dapat mereka syukuri dari. School Sekolah Menengah Atas 7 Penabur Jakarta; Course Title COM MISC; Uploaded By ChobaLa. Pages 272 This preview shows page 69 - Tidakpeduli terhadap agama apa yang dianut, setiap orang selayaknya dapat saling menghargai satu sama dengan yang lain. Tujuan dari toleransi beragama yaitu untuk membuat suasana atau situasi yang harmonis serta menciptakan kerja sama antar umat beragama. Bentuk kerja sama antar umat beragama dapat terjadi dalam berbagai bentuknya. ADVERTISEMENT. adalahapa yang dikenal dengan tondi (secara harafiah berarti ā€˜roh’ atau ā€˜jiwa’) yang dimiliki manusia hidup, manusia yang sudah meninggal, tumbuh-tumbuhan dan hewan (Vergouwen 1986; Sinaga 1981:103). Sahala adalah kekuatan tondi, yakni kekuatan untuk mempunyai banyak keturunan, kekayaan, kharisma, kepintaran, pengetahuan, dan lain- Vay Tiền Nhanh. Cara Juruselamat Memimpin Semua pemimpin Gereja dipanggil untuk membantu orang lain menjadi ā€œpengikut sejati … Yesus Kristusā€ Moroni 748. Untuk melakukan hal ini, para pemimpin terlebih dahulu berusaha menjadi murid setia Juruselamat, menjalaninya setiap hari sehingga mereka dapat kembali hidup di hadirat Allah. Kemudian mereka dapat menolong orang lain mengembangkan kesaksian yang kuat dan semakin dekat kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus. Program dan kegiatan Gereja menolong mencapai tujuan ini. Para pemimpin dapat dengan cara terbaik mengajar orang lain bagaimana menjadi ā€œpengikut sejatiā€ melalui teladan pribadi mereka. Pola ini—dengan menjadi murid yang setia untuk menolong orang lain menjadi murid yang setia—adalah tujuan di balik setiap pemanggilan di Gereja. Saat para pemimpin melayani menurut pola ini, mereka menolong para anggota Gereja berkeinginan menjadi layak untuk pernikahan bait suci dan berkat keluarga kekal. Asas-Asas Kepemimpinan Injil Bersiap secara Rohani Juruselamat memerintahkan Petrus, ā€œJikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramuā€ Lukas 2232. Saat para pemimpin insaf dan tumbuh secara rohani, mereka dapat menolong orang lain menjadi insaf dan tumbuh secara rohani. Para pemimpin mempersiapkan diri mereka sendiri secara rohani sewaktu mereka menaati perintah-perintah, menelaah tulisan suci dan ajaran-ajaran para nabi zaman akhir, berdoa, berpuasa, serta merendahkan hati mereka di hadapan Tuhan. Dengan persiapan ini, mereka dapat menerima ilham untuk membimbing mereka dalam kehidupan pribadi mereka, tanggung jawab keluarga mereka, dan pemanggilan mereka. Berperan Serta dalam Dewan Dalam dewan, para pemimpin bertemu di bawah arahan para pejabat ketua untuk membahas cara menolong individu-individu dan keluarga-keluarga. Dibimbing oleh Roh Kudus, mereka bekerja bersama untuk menentukan cara yang efektif untuk melayani para anggota organisasi mereka. Beberapa contoh dewan dalam Gereja adalah dewan lingkungan, dewan pasak, keuskupan, serta presidensi kuorum dan organisasi pelengkap. Untuk memperoleh bimbingan mengenai berperan serta dalam dewan, lihat bab 4. Melayani Orang Lain Seperti Juruselamat, para pemimpin berupaya untuk melayani individu-individu dan keluarga-keluarga, baik secara rohani maupun secara jasmani. Mereka mengurus setiap orang, tidak hanya tentang mengelola suatu organisasi. Mereka menjangkau para anggota baru, anggota yang kurang aktif, dan mereka yang mungkin kesepian atau memerlukan penghiburan. Tujuan dari melayani adalah untuk menolong orang lain menjadi pengikut sejati Yesus Kristus. Melayani orang lain mencakup Mengingat nama mereka dan menjadi akrab dengan mereka lihat Moroni 64. Mengasihi mereka tanpa menghakimi mereka lihat Yohanes 1334–35. Menjaga mereka dan memperkuat iman mereka ā€œsatu demi satu,ā€ sebagaimana yang dilakukan Juruselamat 3 Nefi 1115; 1721. Menjalin persahabatan yang tulus dengan mereka serta mengunjungi mereka di rumah mereka dan di tempat lain lihat A&P 2047. Mengajarkan Injil Yesus Kristus Semua pemimpin adalah guru. Pengajaran yang efektif mengilhami orang untuk memperkuat hubungan mereka dengan Allah dan hidup menurut asas-asas Injil. Pengajaran yang paling kuat dari para pemimpin datang dari teladan pribadi mereka. Para pemimpin juga mengajar dengan membagikan kesaksian mereka dan mengadakan pembahasan yang berdasarkan ajaran dalam pertemuan kepemimpinan, kelas, dan kegiatan. Mereka mengajar dari tulisan suci dan perkataan para nabi zaman akhir. Mereka tahu bahwa ā€œpengkhotbahan firman … [telah] memiliki dampak yang lebih kuat … daripada pedang, atau apa pun yang lainā€ Alma 315. Selain pengajaran Injil kepada mereka sendiri, para pemimpin imamat dan organisasi pelengkap bertanggung jawab atas mutu pembelajaran dan pengajaran dalam organisasi mereka. Mereka memastikan bahwa pengajaran dalam kelas-kelas mereka penuh makna, meneguhkan, dan berajaran sehat. Untuk bimbingan tambahan mengenai mengajar Injil dan mengawasi upaya meningkatkan pembelajaran dan pengajaran, lihat Mengelola Imamat atau Organisasi Pelengkap Para pemimpin akan paling efektif dalam upaya mereka untuk memperkuat orang lain saat mereka mengikuti petunjuk yang ditetapkan Gereja. Petunjuk untuk mengelola imamat dan organisasi pelengkap terdapat dalam bab 7–12. Petunjuk Tambahan bagi Pemimpin Mewakili Tuhan dan Gereja-Nya Karena para pemimpin Gereja telah dipanggil oleh Tuhan melalui para hamba-Nya yang ditetapkan, mereka mewakili Dia dan Gereja-Nya. Sebagai wakil Juruselamat, para pemimpin melihat-Nya sebagai teladan mereka. Dia berfirman ā€œOrang macam apakah seharusnya kamu adanya? Sesungguhnya Aku berfirman kepadamu, bahkan seperti Akuā€ 3 Nefi 2727. Membangun Kesatuan dan Keharmonisan Tuhan telah berfirman, ā€œJadilah satu; dan jika kamu bukan satu kamu bukanlah milik-Kuā€ A&P 3827. Para pejabat ketua mengimbau kesatuan dengan mencari nasihat dari para pria dan wanita yang melayani bersama mereka. Para anggota presidensi dan dewan menolong menegakkan kesatuan dengan membagikan perasaan dan gagasan jujur mereka, berkomunikasi secara jelas, serta mendengarkan satu sama lain. Saat para pemimpin organisasi Gereja mengikuti para pemimpin imamat mereka dan saat anggota presidensi dan dewan dipersatukan, mereka dapat menerima bimbingan dari Roh Kudus serta memimpin menurut kehendak Tuhan. Mempersiapkan Orang Lain Menjadi Pemimpin dan Guru Di sejumlah lingkungan, para pemimpin berulang kali bersandar pada kelompok kecil orang untuk memberikan pelayanan dalam imamat dan organisasi pelengkap. Hal ini dapat terlalu membebani beberapa orang yang setia, dan itu juga dapat menghalangi orang lain mendapatkan pengalaman yang dapat menolong mereka belajar dan tumbuh. Para pemimpin yang efektif memberikan kepada semua anggota kesempatan untuk melayani. Sewaktu para pejabat ketua dengan penuh doa mempertimbangkan para anggota untuk mengisi jabatan kepemimpinan dan pengajaran, mereka hendaknya ingat bahwa Tuhan akan menjadikan mereka yang Dia panggil memenuhi syarat. Para anggota tidak perlu berpengalaman banyak sebelum melayani sebagai guru dan pemimpin. Mereka dapat belajar dari pengalaman, dengan menjalankan iman dan bekerja dengan tekun, serta dengan menerima petunjuk dan dukungan dari para pemimpin mereka. Para pejabat ketua mencari cara untuk memberikan kesempatan pelayanan kepada para anggota baru, anggota yang aktif kembali di Gereja, dan dewasa lajang muda. Para anggota baru dan yang aktif kembali bergairah tentang Injil yang dipulihkan, dan mereka sering kali siap dengan kesempatan untuk melayani orang lain serta belajar tentang Gereja. Dewasa lajang muda memerlukan kesempatan untuk berkontribusi dalam pekerjaan Tuhan dan tumbuh secara rohani. Untuk informasi tentang merekomendasikan para anggota untuk melayani dalam pemanggilan Gereja, lihat dan Mendelegasikan Tanggung Jawab dan Memastikan Pertanggungjawaban Para pemimpin secara individu tidak dapat dan hendaknya tidak melakukan segala sesuatu sendiri. Para pemimpin yang berusaha untuk melakukan terlalu banyak akan ā€œsangat lelahā€ Keluaran 1818, dan demikian juga orang-orang yang mereka layani. Para pemimpin hendaknya mendelegasikan kesempatan pelayanan kepada orang lain, seperti para penasihat, juru tulis, dan anggota dewan atau komite. Pendelegasian mencakup lebih dari sekadar memberi seseorang suatu penugasan. Itu mencakup unsur-unsur berikut Menjelaskan tujuan penugasan, menyarankan cara yang dapat dilakukan, dan menjelaskan kapan tugas itu hendaknya diselesaikan. Orang yang ditugasi hendaknya memahami dan menerima tanggung jawab untuk melaksanakan penugasan itu dan melaporkannya. Menyimpan catatan tertulis mengenai penugasan itu dan memeriksa kemajuan dari waktu ke waktu. Menghormati upaya orang yang ditugasi untuk mengembangkan rencana dan memenuhi tugasnya. Para pemimpin memberikan dorongan dan bantuan sewaktu diperlukan. Meminta orang itu melaporkan kembali tentang tugas tersebut. Setelah menerima laporan, pemimpin menerima upaya terbaik dari orang tersebut dan mengungkapkan penghargaan untuk hal-hal yang baik yang telah orang itu lakukan. Memperingatkan terhadap Dosa tetapi Mengasihi Pendosa Para pemimpin perlu teguh dan pantang menyerah dalam peringatan-peringatan mereka terhadap perilaku penuh dosa tetapi penuh belas kasihan dan berbaik hati kepada mereka yang berdosa. Mereka memperlakukan orang lain sebagaimana Juruselamat akan lakukan terhadap mereka. Melakukan hal itu akan menolong para anggota merasakan kasih Tuhan bagi mereka sewaktu mereka menerapkan Pendamaian dalam kehidupan mereka. Mengimbau Kekhidmatan Kekhidmatan adalah sikap beribadat yang tenang dan damai dan rasa hormat terhadap Allah. Itu menuntun pada pembelajaran Injil dan wahyu pribadi. Kekhidmatan sejati datang dari dalam diri setiap individu. Para pemimpin dapat menolong memupuk suasana khidmat dalam pertemuan Gereja. Dalam pertemuan sakramen, konferensi pasak, dan pertemuan-pertemuan serupa, para pemimpin menunjukkan teladan kekhidmatan sewaktu mereka duduk di mimbar. Para pemimpin juga mengimbau kekhidmatan dengan mengatur musik penuh peribadatan dan ceramah-ceramah yang mengilhami. Para guru dapat mengimbau kekhidmatan di ruang-ruang kelas dengan mempersiapkan pelajaran yang mengilhami, mengatur ruang-ruang sebelumnya, menggunakan gambar dan musik yang tepat, dan menyapa para anggota kelas dengan cara yang damai dan kasih. Pertemuan peribadatan dan kelas-kelas Gereja bertambah baik saat seluruh lingkungan melakukan upaya untuk menjadi khidmat. Mempersiapkan Agenda Tertulis untuk Pertemuan Agenda tertulis dapat bermanfaat sebagai petunjuk bagi para pemimpin sewaktu mereka membahas cara untuk melayani orang lain. Jika agenda dibagikan sebelum pertemuan-pertemuan dewan dan perencanaan, para pemimpin akan lebih siap untuk pembahasan. Petunjuk mempersiapkan agenda untuk pertemuan-pertemuan berbeda terdapat dalam bab 4 dan bab 7–12. Merencanakan dengan Tujuan Para pemimpin merencanakan kegiatan, pelajaran, dan upaya lainnya untuk memberkati kehidupan para anggota lingkungan. Mereka selalu merencanakan dengan suatu tujuan dalam pikiran sehingga upaya mereka akan bermanfaat bagi orang-orang yang mereka layani. Dalam merencanakan kegiatan, para pemimpin mengikuti asas-asas dalam dan Dalam merencanakan pelatihan dan pengajaran Injil, mereka mengikuti asas-asas dalam Para pemimpin juga membuat rencana jangka panjang untuk organisasi mereka. Ini mencakup membuat kalender tahunan, menetapkan gol-gol, dan secara berkala mengevaluasi kemajuan dalam meraih gol-gol itu. Dengan bantuan dari sekretaris, para pemimpin menyimpan catatan tertulis dari rencana mereka dan terus menelusuri kemajuan dalam menyelesaikan penugasan. Setelah melaksanakan rencana mereka, mereka mengevaluasi seberapa baik rencana itu mencapai tujuan mereka. Evaluasi ini menolong dalam perencanaan di masa mendatang. Menggunakan Sumber Gereja untuk Mempelajari Tugas Para pemimpin menggunakan sumber-sumber berikut untuk menolong mereka mempelajari dan memenuhi tugas-tugas mereka Buku pegangan ini. Presidensi pasak dan keuskupan hendaknya menjadi terbiasa dengan seluruh buku pegangan ini. Para pemimpin lain hendaknya menjadi terbiasa dengan bab 1–6, bab-bab tentang organisasi mereka, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan tanggung jawab mereka. Buku pegangan mengajarkan asas dan praktik yang dapat menolong mereka melayani dengan efektif. Laporan. Juru tulis dan sekretaris menyediakan laporan-laporan yang memperlihatkan kemajuan individu dan kelompok kepada para pemimpin. Informasi ini menolong para pemimpin memahami orang dan organisasi mana yang memerlukan perhatian khusus mereka. Petunjuk dari para pemimpin setempat. Segera setelah didukung, setiap pemimpin baru hendaknya menerima orientasi tentang pemanggilannya. Para pemimpin yang memberikan orientasi terus memberikan petunjuk dan dukungan melalui pertemuan kepemimpinan serta komunikasi pribadi. Materi pelatihan Gereja. Materi ini tersedia di bagian Serving in the Church Melayani dalam Gereja dari atau dari kantor pusat Gereja atau kantor administrasi yang ditunjuk. Majalah Gereja dan terbitan Gereja lainnya. Tujuan Kepemimpinan Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul telah menetapkan tujuan-tujuan berikut bagi para pemimpin untuk mereka ingat sewaktu mereka meningkatkan pemanggilan mereka. Para pemimpin mendorong setiap anggota untuk menerima semua tata cara imamat yang penting, menaati perjanjian-perjanjian terkait, dan memenuhi syarat bagi permuliaan dan kehidupan kekal. Para pemimpin Gereja membimbing upaya dari kuorum imamat, organisasi pelengkap, serta dewan pasak dan lingkungan untuk menolong memberikan hasil berikut Keluarga Ajarkan keunggulan dari rumah tangga dan keluarga sebagai unit dasar organisasi Gereja. Tekankan pentingnya imamat yang lebih tinggi dalam menolong individu-individu dan keluarga-keluarga memenuhi syarat untuk permuliaan lihat A&P 8419–22. Imbaulah setiap anggota keluarga—orangtua dan anak-anak—untuk menelaah tulisan suci, berdoa secara teratur, dan menjalankan Injil Yesus Kristus. Orang dewasa Imbaulah setiap orang dewasa untuk layak menerima tata cara-tata cara bait suci. Ajari semua orang dewasa untuk mengidentifikasi leluhur mereka dan melaksanakan tata cara-tata cara perwakilan di bait suci bagi mereka. Remaja Bantulah mempersiapkan setiap remaja putra untuk menerima Imamat Melkisedek, menerima tata cara-tata cara bait suci, dan layak untuk melayani misi penuh waktu. Bantulah mempersiapkan setiap remaja putri untuk layak membuat dan menaati perjanjian-perjanjian sakral dan menerima tata cara-tata cara bait suci. Kuatkanlah remaja melalui peran serta dalam kegiatan-kegiatan yang penuh makna. Semua Anggota Bantulah para pemimpin imamat dan organisasi pelengkap, dewan lingkungan, misionaris lingkungan dan misionaris penuh waktu, dan anggota bekerja dengan kooperatif dalam upaya seimbang untuk menyelamatkan individu, memperkuat unit keluarga dan Gereja, meningkatkan kegiatan imamat, dan mengumpulkan Israel melalui keinsafan, retensi, dan pengaktifan. Ajari anggota untuk mengurus diri mereka dan keluarga mereka serta membantu yang miskin dan membutuhkan dengan cara Tuhan. 15 Kegiatan praksis dari teologi sosial sudah dilaksanakan tidak hanya dalam kehidupan jemaat pertama tetapi sebelum penyaliban Yesus. Teologi sosial ini telah dikembangkan pada saat Yesus mengembara bersama para murid-Nya. Berdasarkan hal ini, praksis teologi sosial kemudian terus dikembangkan secara teratur dan sistematis oleh gereja, sehingga hal itu dirangkum dalam tri tugas gereja yakni marturia bersaksi, koinonia bersekutu, dan diakonia melayani. 4 Tetapi praksis teologi sosial ini biasanya hanya menyentuh pelayanan manusia terhadap sesamanya manusia. Semua arah pelayanan gereja hanya ditujukan kepada sesama manusia antroposentris dan Allah teosentris. Karena itu satu kesadaran baru telah muncul dan berkembang pesat dalam cakrawala berpikir manusia, yakni bahwa lingkungan hidup atau ekologi dan alam ciptaan merupakan bagian yang utuh dalam risalah-risalah teologis, pemahaman dan penghayatan kerohanian umat manusia 5 sehingga gereja sebagai salah satu lembaga sosial dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Gereja sebagai Lembaga Sosial Gereja adalah persekutuan orang-orang yang percaya kepada Kristus. Gereja memiliki lima model dalam melaksanakan tugas panggilannya. Dua dari lima itu adalah gereja dilihat sebagai institusi dan gereja sebagai pewarta. Gereja sebagai institusi merupakan pemahaman bahwa gereja dipandang sebagai suatu masyarakat yang cenderung untuk mengutamakan struktur kepemimpinan sebagai elemen formal dalam masyarakat. Pada dasarnya, pandangan ini mau menekankan aspek gereja sebagai sebuah lembaga yang di dalamnya ada struktur organisasi yang jelas dalam pembagian tugas dan kewajiban. Tugas dan tanggung jawab itu adalah untuk 4 Eka Darmaputera via Soegeng Hardiyanto, Pergumulan dalam pengharapan Teologi Sosial dan Gerakan Keesaan. BPK Gunung Mulia. 1999Jakarta, 132. 5 Amatus Woi, Menyapa Bumi, Menyembah Hyang Ilahi Tinjauan Teologis atas Lingkungan Hidup. Kanisius. 2008Yogyakarta, 13. 16 mengajar, menguduskan dan memimpin. Ketiga fungsi ini, merupakan pengarah bagi gereja khususnya orang-orang yang mendapatkan jabatan gerejawi untuk melakukan tugas itu dalam rangka mewujudkan kasih Tuhan di tengah-tengah kehidupan gereja. Penekanan penting dalam menjalankan tugas itu adalah melayani yakni menyalurkan ajaran dan rahmat Kristus sendiri. 6 Karena itulah, maka penting juga untuk melihat model gereja sebagai pewarta. Gereja sebagai pewarta menekankan pada SabdaFirman Tuhan. Menurut model ini, gereja dikumpulkan dan dibentuk oleh Sabda Allah. Misi gereja adalah mewartakan apa yang sudah didengar, diimani dan yang sudah diserahkan kepadanya untuk diwartakan. 7 Dalam tugasnya sebagai pewarta kebenaran, gereja tidak hanya menyentuh dan memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan iman saja, tetapi gereja juga memiliki hak dan kewajiban untuk bersuara dengan penuh wewenang atas masalah-masalah sosial, ekonomi dan sebagainya. Sebab bagaimana pun juga, gereja hidup di tengah-tengah masyarakat dengan persoalan sosial yang kompleks. 8 Dengan kenyataan seperti yang telah dijelaskan tersebut maka, ada beberapa alasan mengapa gereja melakukan intervensi terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi, antara lain 9 1 Masalah-masalah sosial pada umumnya tidak dapat dirumuskan semata-mata dari segi teknis kenyataan-kenyataan sosial, ekonomi dan politik. Di dalamnya juga termuat masalah moral dan etika. Karena itu, iman Kristen diharapkan dapat menerangi suara hati dan memungkinkan orang Kristen untuk memenuhi kewajibannya dalam konteks historis tertentu dengan tetap memiliki keterbukaan terhadap yang transenden. 2 Masalah-masalah sosial pada umumnya kerap kali berasal dari kecenderungan manusia untuk mementingkan dirinya atau dalam istilah teologis, keberdosaan manusia. 6 Avery Dulles, Model-model Gereja. Nusa Indah. 1990Yogyakarta, 34-35. 7 Ibid., 73. 8 Ricardo Antoncich, Iman dan Keadilan Ajaran Sosial Gereja dan Praksis Sosial Iman. Kanisius. 1990Semarang, 17. 9 Ibid., 18. 17 Ketidakadilan sosial sebagaimana yang terjadi dalam bentuk jurang kaya-miskin, pemerasan manusia atas sesamanya, pengangguran, kemiskinan, perkosaan hak-hak kaum miskin, dan sebagainya. Ketidakadilan sosial ini juga yang dirasakan oleh lingkungan hidup. Hal ini terbukti dari perilaku manusia yang mengekploitasi lingkungan secara besar-besaran sehingga menimbulkan banyak masalah. Semua perilaku ini merupakan ungkapan dari situasi-situasi keberdosaan manusia. 3 Gereja prihatin terhadap akibat-akibat dari permasalahan sosial itu karena kondisi-kondisi hidup yang tidak layak merupakan kendala bagi keselamatan manusia. 4 Ajaran gereja tentang permasalahan sosial dan tanggapan umat Kristen terhadapnya merupakan bagian dari pandangan hidup Kristen. Namun, meskipun gereja berusaha untuk terlibat dalam melihat masalah-masalah sosial yang terjadi, tetapi bukan berarti bahwa keberadaan gereja menyediakan obat manjur untuk menyembuhkan penyakit atau luka-luka sosial yang ada. Ajaran sosial gereja bukanlah ideologi atau pun analisis sosial ilmiah, meski pun di dalamnya termuat analisis-analisis yang tajam atas masyarakat, negara dan manusia. Tugas gereja sebagai salah satu lembaga sosial adalah untuk memberikan tanggapan iman dan memberikan pengarahan tindakan iman bagi umat Kristiani dalam menghadapi masalah-masalah sosial yang ada, 10 termasuk di dalamnya masalah lingkungan hidup. Karena gereja merupakan bagian integral dari lembaga-lembaga sosial yang ada dan turut ambil bagian dalam tugas itu sehingga gereja memiliki kaitan yang erat dengan lembaga sosial lain dan sangat penting untuk menjalin kerja sama. Bahkan gereja juga perlu belajar dari lembaga sosial lainnya, dalam rangka mewujudkan terang kasih Tuhan ditengah- tengah kehidupan seluruh ciptaan melalui tindakan nyata praksis sebagai proses belajar seumur 10 Ricardo Antoncich, Iman dan Keadilan Ajaran Sosial Gereja dan Praksis Sosial Iman. 19. 18 hidup yang terintegrasi. Bagaimana pun juga, ketika gereja ingin terlibat dalam melihat dan merespon masalah-masalah sosial yang terjadi salah satunya masalah linkungan hidup, gereja sendiri perlu memperhatikan pertimbangan etis dari etika lingkungan, agar hal itu juga dapat memperlengkapi gereja lebih lagi dalam melaksanakan perannya tersebut. Etika Lingkungan Bedanya Gereja dengan Lembaga MasyarakatPerbedaan Gereja dengan Institusi Lembaga Sosial1. Gereja Berbentuk Rohani2. Gereja Tidak Berbentuk Memaksa3. Tidak Memenuhi Kebutuhan Hidup4. Sanksi Hukum5. Bersifat Universal6. Bentuk PeraturanBedanya Gereja dengan Lembaga – Perbedaan gereja dan instirusi sosial. Pada kesempatan yang lalu kami telah membagikan ulasan tentang contoh peran gereja terhadap institusi informasi, insitusi sosial merupakan lembaga sosial yang bergerak untuk kepentingan masyarakat. Lembaga sosial tidak didirikan untuk mendatangkan keuntungan bagi pihak pun dianggap menjadi lembaga sosial karena memiliki peran-peran penting bagi masyarakat di luar gereja. Bahkan juga di luar agama Kristen Protestan maupu pertanyaannya, jika gereja memiliki peran sebagai institusi sosial, berarti gereja berbeda dengan institusi sosial bukan? Berarti apa perbedaan antara gereja dan institusi sosial?Bagi yang belum mengetahuinya, di sini kami akan mengulas secara lengkap tentang perbedaan gereja dengan institusi sosial. Silahkan simak ulasannya pada pembahasan di bawah Gereja dengan Institusi Lembaga SosialBerikut perbedaan antara gereja dengan institusi atau lembaga sosial Gereja Berbentuk RohaniGereja memiliki bentuk rohani, berbeda dengan institusi sosial yang berbentuk duniawi. Sifat rohani maksudnya gereja selalu mengupayakan kebutuhan rohani, kebutuhan bisa tercukupi dengan aktivitas seperti ibadah, retret, meditasi, outbond, renungan, dan tidak langsung hal-hal tersebut dapat menolong iman umat berkembang dengan ada suasana psikis atau mental yang lebih baik. Mungkin dapat sedikit susah untuk mengetahui apa itu kebutuhan rohani, maka biar aku jelaskan sedikit dua tipe kebutuhan manusia, yakni kebutuhan jasmani dan rohani. Bila Anda ingin suasana hati yag damai, merasakan cinta dari sesama atau Allah, itu kebutuhan rohani. Kebutuhan inilah yang diupayakan untuk dipenuhi oleh rohani dapat diukur oleh diri Anda sendiri. Apabila Anda sudah lebih banyak mengaplikasikan firman Tuhan pada Alkitab itu berarti iman Anda sudah bertumbuh. Rasa cemas, keraguan, ketakutan, dan selalu mengesampingkan Tuhan yang kemudian hilang dalam segala perjalanan hidup Anda juga dapat menjadi salah satu tanda dapat pertumbuhan iman seorang manusia yang tinggal pada jaman yang sudah maju, pemenuhan kebutuhan rohani dapat amat diperlukan. Karena, cuma dengan menjadi kaya saja tidak menjamin kepuasan batin ataupun kebahagian diri Anda Gereja Tidak Berbentuk MemaksaGereja juga tidak berbentuk memaksa, berbeda dengan institusi sosial yang memiliki berbagai aturan untuk mencapai tujuan, menyesuaikan dengan hidup manusia agar lebih baik. Contohnya aturan di sekolah, secara tak langsung Anda diminta untuk mengikuti ketetapan itu demi ketertiban sekolah, ini tak ada di gereja mengajarkan kita untuk ikuti dan menuruti perintah Allah dan segala hukumNya terutama hukum kasih. Karena kasih Allah yang besar pada manusia, manusia mempunyai tekad bebas di mana perihal ini memicu manusia menjadi spesial dan berlainan dengan makhluk ciptaan Allah yang dapat memilih untuk lakukan segala suatu dengan kebebasan ini, sehingga pada muaranya adalah mengakui Allah dan ikuti semua ajaran-Nya. Gereja di sini tidak pernah memaksa dan tugas gereja hanyalah menolong menambah kesadaran umat untuk selalu bersyukur atas semua rahmat yang sudah diterima dari Tuhan Allah sangat erat kaitannya dengan komitmen ajaran sosial gereja sebagai fundamental pemikiran di mana kita perlu mengasihi dan menolong satu mirip lain tanpa Tidak Memenuhi Kebutuhan HidupGereja juga lebh membuka diri pada suasana di sekitarnya karena pengakuan kebebasan pada gereja. Meski gereja juga menghiraukan suasana umat dan masyarakat dalam bentuk donasi dan pertolongan kemanusiaan lainya, namun tujuan utama gereja adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup secara sosial masih terbagi ulang kedalam lebih dari satu instansi yang mempunyai target untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Contohnya saja tersedia instansi pendidikan, politik, agama, dan lain sebagainya. Adanya semua instansi itu memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam beraneka bidang atau segi Sanksi HukumDi gereja, hukum yang diajarkan adalah hukum–hukum Allah yang memiliki tujuan untuk memicu kehidupan manusia itu menjadi lebih baik dan terutama ulang untuk mendekatkan manusia kepada Allah dan dapat dengan Allah kita menentang hukum yang sudah ada, maka kita bisa sama saja dengan melakukan dosa. Dan, sanksi dosa atau yang biasa dikenal juga dengan akibat dosa menurut Alkitab itu baru dapat kita rasakan sesudah pada institusi sosial, aturan yang dilanggar akan membuat anggotanya mendapat sanksi hukum secara langsung. Ambil contohnya pada sementara berada di sekolah dan Anda terlambat untuk masuk kedalam kelas ataupun lupa untuk menghimpun tugas – tugas yang dapat memperoleh poin pelanggaran secara segera sebagai sanksi atas kelakuan Anda. Karena ada saksi hukum yang mengetahui dan dapat secara segera dirasakan oleh pelanggarnya, maka banyak orang dapat mengupayakan untuk mentaati ketetapan – ketetapan yang Bersifat UniversalGereja bersifat universal, artinya gereja menghargai nilai-nilai yang dari Tuhan Allah melalui Yesus Kristus yang dicantumkan dalam Alkitab. Universal juga memiliki arti gereja terbuka untuk semua orang dari berbagai kalangan, ini berbeda jika dibandingkan dengan institusi institusi sosial, ambil contohnya sebagai sekolah, kita dapat lihat bahwa nilai–nilai pembelajaran yang dijunjung pada suatu sekolah dari satu negara dengan negara yang lain tentunya dapat pada proses pembelajaran di Indonesia, kita dapat mengupayakan membentuk kita sebagai spesial yang lebih disiplin dan cekatan dalam mengerjakan tugas–tugas yang diberikan. Sedangkan di Finlandia, proses pembelajaran dapat mengupayakan sesuai dan dimaksimalkan sebaik mungkin agar pada murid tidak perlu mempunyai tingkatan sekolah dasar yakni terasa dari TK–SMA juga dapat dibatasi ketetapan yang berdasarkan umur. Jadi, bila Anda melewati batasan umur khusus maka Anda tidak dapat untuk menempuh pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu. Tentunya perihal ini dapat berlainan bukan? Gereja dapat terima siapa saja Anda apa pun latar belakang Bentuk PeraturanNorma yang ditetapkna di gereja sangat mendasar dan fundamental, namun praktek sehari-harinya sulit dilakukan. Contohnya kita dilarang berbohong, namun nyatanya kita sering berbohong. Ini juga sangat berlainan dengan institusi dapat tersedia lebih dari satu ketetapan seperti, Anda yang diwajibkan untuk berkunjung pas waktu, kenakan atribut lengkap, dan lain sebagainya yang sebenarnya memadai rumit untuk dilakukan terutama bagi mereka yang baru saja berhimpun kedalam institusi sosial tertentu. Tapi pada prakteknya meski kita sering melanggarnya, kita bisa selalu beurpaya tidak pelanggaran yang kita lakukan bahkan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah ketaatan kita pada ketetapan yang berlaku. Meski sebenarnya tidak dapat disangkal bahwa gereja juga mempunyai fungsi yang dapat dibilang mirip dengan institusi sosial, tapi selalu saja keduanya adalah perihal yang aktivitas yang dilakukan Gereja seperti lakukan donasi kepada kaum bapak dan ikut dan juga dalam lakukan donasi kepada masyarakat korban bencana alam adalah sedikit perumpamaan peran Gereja sebagai institusi sosial. Beberapa perihal yang mirip antara Gereja dan institusi sosial adalah seperti ada susunan keanggotaan, terbuka untuk masyarakat, mempunyai visi dan misi, dan mempunyai KataDemikian pembahasan singkat mengenai perbedaan gereja dan institusi lembaga sosial. Mudah-mudahan menjawab rasa penasaran kita mengenai perbedaan di antara Hari Sabat dalam Agama KristenSyarat Masuk Surga Menurut Alkitab KristenPerbedaan Gereja Karismatik dengan Protestan

apakah gereja itu sama dengan organisasi lain di masyarakat